Tag: Kuliner


  • Mengenal Sejarah Kuliner Thailand Som Tum Dari Awal Hingga Perkembangannya Kini

    Mengenal Sejarah Kuliner Thailand Som Tum Dari Awal Hingga Perkembangannya Kini

    Mengenal Kuliner Som Tum Thailand

    Som Tum, atau dikenal sebagai salad pepaya hijau, adalah salah satu hidangan paling terkenal dari Thailand, terutama dari wilayah timur laut Thailand (Isan) dan negara-negara tetangganya seperti Laos. Som Tum terkenal karena cita rasanya yang unik, yang memadukan pedas, asam, manis, dan asin dalam satu hidangan segar. Hidangan ini menggambarkan keseimbangan rasa khas masakan Thailand dan telah menjadi salah satu ikon kuliner Thailand yang paling populer, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional. Sejarah Som Tum sangat terkait dengan perkembangan budaya kuliner Thailand dan adaptasinya dalam berbagai bentuk di seluruh dunia.

    Asal Usul dan Sejarah Awal Som Tum

    1. Akar Tradisional dari Isan dan Laos
      • Som Tum berasal dari wilayah Isan, Thailand timur laut, yang memiliki budaya kuliner yang kuat dan khas. Hidangan ini juga sangat populer di Laos, di mana hidangan serupa disebut Tam Mak Hoong. Di kedua wilayah ini, masyarakat agraris mengandalkan bahan-bahan lokal yang segar dan berlimpah, termasuk pepaya hijau, cabai, dan kacang panjang, yang semuanya menjadi bahan utama Som Tum.
      • Pada awalnya, Som Tum adalah makanan sehari-hari masyarakat pedesaan https://www.ninewayredmond.com/ di Isan. Pepaya hijau digunakan karena memiliki tekstur renyah yang sangat cocok untuk dibuat salad. Proses pembuatan Som Tum melibatkan ulek (menumbuk) bahan-bahan di dalam lesung, yang memberikan tekstur khas pada hidangan ini.
    2. Pengaruh Kuliner Laos
      • Pengaruh Laos sangat kuat dalam perkembangan Som Tum, terutama dalam hal penggunaan bahan-bahan seperti fermentasi ikan (pla ra dalam bahasa Thailand, atau padaek di Laos) dan fermentasi kepiting kecil. Di beberapa wilayah, Som Tum menggunakan bahan-bahan ini untuk memberikan rasa yang lebih kompleks dan berani. Ini menunjukkan bagaimana kuliner Thailand sering kali dipengaruhi oleh negara-negara tetangga.

    Perkembangan dan Penyebaran Som Tum di Thailand

    1. Perpindahan ke Bangkok dan Popularitas Nasional
      • Pada 1960-an dan 1970-an, dengan meningkatnya urbanisasi di Thailand, banyak masyarakat Isan bermigrasi ke Bangkok untuk mencari pekerjaan. Mereka membawa serta budaya dan kuliner mereka, termasuk Som Tum. Awalnya dianggap sebagai hidangan daerah, Som Tum mulai mendapatkan popularitas di ibu kota karena rasanya yang segar dan unik.
      • Meskipun memiliki cita rasa yang kuat dan pedas, Som Tum mulai disesuaikan dengan selera orang Bangkok, yang lebih menyukai rasa yang sedikit lebih ringan. Beberapa variasi mulai muncul, termasuk penggunaan saus ikan sebagai pengganti fermentasi ikan untuk menghasilkan rasa asin yang lebih lembut dan lebih bisa diterima oleh lidah masyarakat perkotaan.
    2. Som Tum dan Street Food
      • Som Tum menjadi salah satu hidangan yang paling mudah ditemukan di warung-warung kaki lima di seluruh Thailand, terutama di Bangkok. Hidangan ini sangat cocok sebagai makanan ringan atau sebagai lauk yang menyegarkan ketika cuaca panas. Selain itu, proses pembuatan Som Tum yang cepat dan segar menjadikannya favorit di kalangan pekerja dan orang-orang yang sibuk.
      • Dengan munculnya gerai-gerai street food yang semakin banyak di kota-kota besar di Thailand, Som Tum pun semakin merajai kuliner jalanan Thailand dan menjadi simbol dari keanekaragaman kuliner Thailand.

    Ciri Khas dan Bahan Utama Som Tum

    1. Bahan Utama
      • Pepaya Hijau: Bahan utama dalam Som Tum adalah pepaya hijau, yang diparut atau diiris tipis untuk memberikan tekstur renyah. Pepaya yang digunakan harus muda dan hijau agar memberikan tekstur yang pas.
      • Cabai: Salah satu ciri khas Som Tum adalah rasa pedas yang intens. Cabai rawit Thailand, yang sangat pedas, menjadi komponen penting dalam hidangan ini.
      • Kacang Panjang, Tomat, dan Kacang Tanah: Ditambahkan untuk memberikan variasi tekstur dan rasa. Kacang panjang sering diulek bersama dengan pepaya, sementara tomat dan kacang tanah ditaburkan di atasnya.
      • Bumbu Utama: Saus ikan, air jeruk nipis, gula aren (atau gula kelapa), dan bawang putih adalah bumbu utama yang memberikan keseimbangan rasa asam, asin, manis, dan pedas yang khas.
      • Tambahan lainnya: Beberapa variasi Som Tum juga bisa menggunakan udang kering, kepiting asin, atau bahkan daging sebagai variasi.
    2. Varian Som Tum
      • Som Tum Thai: Versi yang paling populer dan sering ditemukan di seluruh Thailand, biasanya lebih manis dan menggunakan saus ikan sebagai pengganti fermentasi ikan.
      • Som Tum Pu Pla Ra: Varian dari Isan yang menggunakan kepiting asin (pu) dan fermentasi ikan (pla ra), dengan rasa yang lebih intens dan berani.
      • Som Tum Ponlamai: Salad buah versi Som Tum, di mana pepaya hijau digantikan oleh berbagai jenis buah segar.
      • Som Tum Thai Kai Kem: Versi lain yang lebih mewah, menggunakan telur asin sebagai pelengkap untuk memberikan rasa gurih tambahan.

    Penyebaran Internasional dan Perkembangan Som Tum di Dunia

    1. Popularitas Global
      • Pada 1980-an dan 1990-an, seiring dengan semakin banyaknya restoran Thailand di berbagai negara, Som Tum diperkenalkan ke dunia internasional. Hidangan ini dengan cepat menjadi populer di kalangan penggemar makanan sehat karena rendah kalori, tinggi serat, dan menggunakan bahan-bahan segar.
      • Di banyak negara, Som Tum sering ditemukan di restoran Thailand bersama dengan hidangan populer lainnya seperti Pad Thai dan Tom Yum. Versi internasional Som Tum sering disesuaikan dengan tingkat kepedasan yang lebih rendah untuk menyesuaikan dengan preferensi lokal.
    2. Penerimaan dalam Budaya Makan Sehat
      • Som Tum sangat populer di kalangan mereka yang memperhatikan pola makan sehat, karena menggunakan sayuran segar, rendah lemak, dan menawarkan keseimbangan nutrisi yang baik. Salad ini sering dianggap sebagai pilihan yang ringan namun penuh rasa, terutama ketika dikombinasikan dengan protein seperti udang atau ayam.
      • Di beberapa negara, Som Tum bahkan diadaptasi dengan bahan-bahan lokal, seperti menggunakan sayuran lain atau menambahkan daging tanpa lemak untuk memberikan variasi.

    Som Tum di Thailand Masa Kini

    1. Bagian dari Hidangan Sehari-hari
      • Di Thailand, Som Tum tetap menjadi bagian dari hidangan sehari-hari, baik di rumah maupun di restoran. Banyak keluarga memasak Som Tum sendiri di rumah, menggunakan lesung untuk mengulek bahan-bahan segar. Hidangan ini juga sering muncul dalam perayaan dan acara-acara keluarga karena kemudahan dalam pembuatannya dan kesegarannya yang disukai banyak orang.
      • Street food di Bangkok dan kota-kota besar lainnya masih didominasi oleh penjual Som Tum, dan pengunjung lokal maupun turis sering kali menjadikan hidangan ini sebagai bagian dari pengalaman kuliner mereka di Thailand.
    2. Inovasi dan Varian Modern
      • Koki-koki modern Thailand telah mulai berinovasi dengan Som Tum, menciptakan variasi yang lebih kreatif dengan menambahkan bahan-bahan premium seperti seafood, daging panggang, atau bahkan buah-buahan tropis yang tidak biasa.
      • Di beberapa restoran mewah, Som Tum disajikan dengan presentasi yang lebih elegan, tetapi tetap mempertahankan esensi dan cita rasa tradisionalnya. Ini menunjukkan bagaimana Som Tum terus berkembang dalam dunia kuliner modern tanpa kehilangan akar tradisionalnya.

    Kesimpulan

    Som Tum adalah salah satu hidangan yang mencerminkan keanekaragaman dan kreativitas kuliner Thailand. Dari asal-usulnya yang sederhana di Isan dan Laos, Som Tum telah menjadi hidangan yang mendunia, disukai karena keseimbangan rasa pedas, asam, manis, dan asin yang khas. Dengan berbagai variasi yang ada, Som Tum terus berkembang dan beradaptasi di berbagai budaya kuliner, sambil tetap mempertahankan keasliannya sebagai salah satu kuliner paling ikonik dari Thailand.